malam itu..
aku memang tak merindukannya..
memang tak kecewa dengan absennya..
aku bahkan tak bisa merasakan apapun tentangnya..
saat melihat yang lain bisa 'berkumpul' pun..
aku tak lagi menatap iri..
aku pikir ini karena benci..
yang membuatku tak lagi ingin peduli..
tapi saat tahu bahwa dia tak ingin memutuskan tali merah ini,,
aku sadar bahwa dia juga masih inginkan tawa kami..
tapi saat kembali tersadar akan tak adanya disini..
aku bingung apa aku masih bisa mengikat pita kuning untuknya..
benci..
rindu..
sayang..
kecewa..
bahagia..
tawa..
tangis..
luka..
suka..
juga duka..
mungkin sudah terlalu terlarut..
hingga aku tak tahu apa yang kurasa untuknya..
rasa yang tadi tersebut sudah tak jelas lagi kadarnya..
dan tak jelas lagi karakternya..
hanya satu yang jelas kurasa..
inspirasiku..
tak pernah padam..
ketika aku terus memikirkannya..
south,.
hanya seorang buronan yang tak pernah ingin kucari..
buronan di hatiku (mungkin di hati kami) yang entah apa masih peduli..
yang tak kan terucap kata maaf dariku sebelum dia berucap maaf pada kami..
yang membuatku tak ingin lagi pulang tahun depan..
karena pulang tanpa bertemu terlihat sia-sia bagiku..
Friday, 17 October 2008
Saturday, 11 October 2008
Biru (2)
saat yang ditunggu tak kunjung datang..tak memberi kabar dan mencari..
aku merasa bukan siapa-siapa..
saat yang menolong justru memberi batasan..memberi kata-kata manis yang menyakitkan..dan berkata "emang kamu siapa?" dan menjatuhkan yang kusayang..
aku jadi bukan siapa-siapa..
tapi..
saat yang tak punya ikatan darah menawarkan kebaikann dan ceria, dan berkata "..kamu adalah seseorang yang berarti.."..
aku jadi diam..
membiarkan bening yang bicara..karena hanya dia yang bergerak saat itu..
mencoba percaya..karena telah banyak kecewa yang muncul sebelum hari itu..
banyak syukurku..
tapi juga banyak resahku..
karena hatiku jadi semakin membiru karenanya..
karena rasa ini semakin tak terbendung..
aku merasa bukan siapa-siapa..
saat yang menolong justru memberi batasan..memberi kata-kata manis yang menyakitkan..dan berkata "emang kamu siapa?" dan menjatuhkan yang kusayang..
aku jadi bukan siapa-siapa..
tapi..
saat yang tak punya ikatan darah menawarkan kebaikann dan ceria, dan berkata "..kamu adalah seseorang yang berarti.."..
aku jadi diam..
membiarkan bening yang bicara..karena hanya dia yang bergerak saat itu..
mencoba percaya..karena telah banyak kecewa yang muncul sebelum hari itu..
banyak syukurku..
tapi juga banyak resahku..
karena hatiku jadi semakin membiru karenanya..
karena rasa ini semakin tak terbendung..
Sunday, 28 September 2008
Pulang
Tidak seharu dua tahun yang lalu..saat melihat tulisan itu..
"Selamat Datang di Tegal Kota Bahari"
tapi aku tetap bahagia. Aku bahagia bisa kembali ke 'rumah', seandainya masih bisa kusebut demikian.
Mejasem, desa yang dulunya penuh dengan ceria kami, sudah banyak berubah. Tak ada lagi hijaunya hamparan padi. tak ada lagi yang dinanti di malam takbiran nanti. Mungkin hatiku akan menahan rindu yang kuat di malam itu, tapi semoga akal sehatku bisa menetralisir segala rasa, hingga tak ada lagi air mata untuknya. Tak ada lagi kekhawatiran lebaran tanpanya karena aku sudah telanjur biasa tanpanya.
Kalimat terakhirku terdengar seperti kebohongan, sebagai pertahanan. Yah, bisa jadi benar, bisa tidak, karena rasa untuknya sudah terlalu kompleks, sudah undefined. Yang jelas, aku tak mau lagi ditinggalkan, tak mau lagi ditelantarkan. karena aku tidak bersalah. Aku hanya ingin mengejar mimpiku. Demi siapa? Demi diriku sendiri tentunya. Demi keluargaku. Berarti demi dia juga, kan. Yah, kalau dia masih mennganggp kami keluarganya, bagian yang lekat dari hidupnya. Entahlah.
Di kota ini terlalu banyak ingatku tentangnya. Terlalu banyak kenangan yang telah terukir. Di tiap jengkal tanah 'rumah', di tiap kotak ubin 'rumah', di tiap lambaian daun2 di halaman.
Tahun depan, belum ada kepastian apakah aku 'kan kembali kesini. Setengah hati tak ingin kembali, tapi setengah lagi kuat beringin. Karena dari 'rumah' inilah semua ambisiku muncul, semua semangatku terkerah, dan semua cita2ku bermula.
South, aku terlalu rindu suaramu, dan dekapanmu, tapi aku tak kan lagi memaksa untuk bertemu. Seandainya kau memang anggap kami telah menjadi batu, atau kau hanya ingin menemui batu2 nisan kami, aku tak kan protes. Tapi satu hal, South, aku tak ingin melihatmu melukai hati Surga-ku lagi. Aku tak kan pernah menyambutmu hanya untuk melihatmu mengecewakan Surga-ku. Aku hanya ingin Surga-ku bahagia. Jika kau tak bisa, aku, bukan, kamilah yang akan melakukannya. Tanpamu.
"Selamat Datang di Tegal Kota Bahari"
tapi aku tetap bahagia. Aku bahagia bisa kembali ke 'rumah', seandainya masih bisa kusebut demikian.
Mejasem, desa yang dulunya penuh dengan ceria kami, sudah banyak berubah. Tak ada lagi hijaunya hamparan padi. tak ada lagi yang dinanti di malam takbiran nanti. Mungkin hatiku akan menahan rindu yang kuat di malam itu, tapi semoga akal sehatku bisa menetralisir segala rasa, hingga tak ada lagi air mata untuknya. Tak ada lagi kekhawatiran lebaran tanpanya karena aku sudah telanjur biasa tanpanya.
Kalimat terakhirku terdengar seperti kebohongan, sebagai pertahanan. Yah, bisa jadi benar, bisa tidak, karena rasa untuknya sudah terlalu kompleks, sudah undefined. Yang jelas, aku tak mau lagi ditinggalkan, tak mau lagi ditelantarkan. karena aku tidak bersalah. Aku hanya ingin mengejar mimpiku. Demi siapa? Demi diriku sendiri tentunya. Demi keluargaku. Berarti demi dia juga, kan. Yah, kalau dia masih mennganggp kami keluarganya, bagian yang lekat dari hidupnya. Entahlah.
Di kota ini terlalu banyak ingatku tentangnya. Terlalu banyak kenangan yang telah terukir. Di tiap jengkal tanah 'rumah', di tiap kotak ubin 'rumah', di tiap lambaian daun2 di halaman.
Tahun depan, belum ada kepastian apakah aku 'kan kembali kesini. Setengah hati tak ingin kembali, tapi setengah lagi kuat beringin. Karena dari 'rumah' inilah semua ambisiku muncul, semua semangatku terkerah, dan semua cita2ku bermula.
South, aku terlalu rindu suaramu, dan dekapanmu, tapi aku tak kan lagi memaksa untuk bertemu. Seandainya kau memang anggap kami telah menjadi batu, atau kau hanya ingin menemui batu2 nisan kami, aku tak kan protes. Tapi satu hal, South, aku tak ingin melihatmu melukai hati Surga-ku lagi. Aku tak kan pernah menyambutmu hanya untuk melihatmu mengecewakan Surga-ku. Aku hanya ingin Surga-ku bahagia. Jika kau tak bisa, aku, bukan, kamilah yang akan melakukannya. Tanpamu.
Monday, 14 July 2008
Teman Ku Bernama Sepi
Sepi..ku..
Sendiri..
hanya berteman nada-nada rumah..
udara-udara senyap yang menyergapku..
dan perasaanku yang terus menerus berontak untuk pergi..
Sendiri..ku..
Menanti deru..
menanti gemeratak pagar..
Menanti alunan kehidupan lain..
Sendiri..ku..
tersentak debam kencang yang tak terasa asing..
bergegasku menyambut..
tapi hanya pagar sunyi yang ku lihat..
silau terpapar surya..
tak ada ricuh tuan-tuan kecil..
ataupun nyonya cepat lelah berseru salam..
apalagi kijang biru penuh debu itu..
Sendiri..ku..
menjaga harta-harta yang tidak kekal..
menjaga kepercayaan yang setipis kabut..
menjaga sangkar bersepuh yang keruh..
Sendiri..ku..
menahan perasaan-perasaan..
menahan bayangan-bayangan..
menahan segala rasa dan ingin..
menahan rencana-rencana dan agenda..
seperti sepi yang terus menahan ku disini..
_Masya Allah,ternyata begini membosankannya jaga rumah sendirian..
Sendiri..
hanya berteman nada-nada rumah..
udara-udara senyap yang menyergapku..
dan perasaanku yang terus menerus berontak untuk pergi..
Sendiri..ku..
Menanti deru..
menanti gemeratak pagar..
Menanti alunan kehidupan lain..
Sendiri..ku..
tersentak debam kencang yang tak terasa asing..
bergegasku menyambut..
tapi hanya pagar sunyi yang ku lihat..
silau terpapar surya..
tak ada ricuh tuan-tuan kecil..
ataupun nyonya cepat lelah berseru salam..
apalagi kijang biru penuh debu itu..
Sendiri..ku..
menjaga harta-harta yang tidak kekal..
menjaga kepercayaan yang setipis kabut..
menjaga sangkar bersepuh yang keruh..
Sendiri..ku..
menahan perasaan-perasaan..
menahan bayangan-bayangan..
menahan segala rasa dan ingin..
menahan rencana-rencana dan agenda..
seperti sepi yang terus menahan ku disini..
_Masya Allah,ternyata begini membosankannya jaga rumah sendirian..
Saturday, 12 July 2008
Ni Hao
Ni men hao..?!
akhirnya..da kegiatan rutin juga di liburan yang gak bisa dibilang pendek ini..
meski cuma dua kali dalam seminggu..
rasanya cukup mampu mengobati bosan di jiwaku..
Yes..!!
Kelas mandarinku every Thursday and Friday on Stat Centre..!
aku cuma bisa bilang..
Aku senang..!!
Zaijian..
akhirnya..da kegiatan rutin juga di liburan yang gak bisa dibilang pendek ini..
meski cuma dua kali dalam seminggu..
rasanya cukup mampu mengobati bosan di jiwaku..
Yes..!!
Kelas mandarinku every Thursday and Friday on Stat Centre..!
aku cuma bisa bilang..
Aku senang..!!
Zaijian..
Monday, 30 June 2008
Heran
Heran deh..
Sudah berkali2 aku menempuh ujian, baik UTS maupun UAS, selalu saja ada kegaduhan. Dari yang kecil, sekadar bisik-bisik sampai yang terang2an diskusi. Hhh..apa ya, yang dipikirkan mereka?
Bukankah kita sudah cukup dewasa untuk tahu mana yang baik dan buruk?
Sudah terlalu dewasa untuk diingatkan akan benar dan salah?
Dan bukankah kita memiliki cukup iman untuk mencegah diri kita sendiri melakukan hal yang dengan sadar kita tahu bahwa 'itu' salah?
Aku bingung..
Ujian itu, sebenarnya untuk apa sih?
Katanya untuk mengukur kemampuan ya?
Terus jika si A berdiskusi dengan B, kemampuan siapa yang diukur jadinya?
Analogkan dengan Rancob,,jika A dan B saling berdiskusi, berarti ada interaksi antara mereka kan?
Padahal selama ini, dalam transkrip tidak ada nilai ataupun IP untuk interaksi kan?
Dan transkrip juga tidak menyertakan uji interaksi antara si A, B, dst jika ternyata bukan hanya A dan B yang berinteraksi.
Transkrip tidak punya kekuatan untuk itu..
Tapi seandainya hasil keduanya memang hasil dari interaksi mereka saaat ujian, jadi apa makna dari transkrip..??
IP = Indeks Prestasi..
Prestasi siapa yang diukur? katanya jika interaksi nyata pengaruh masing2 faktor tidak dapat diinterpretasi.. Jadi pengaruh A terhadap IP dirinya ataupun B terhadap dirinya juga tidak bisa diinterpretasi dunk..
Jadi transkrip mereka maknanya apa..??
cuma begini :
"Hitam di atas putih"
Heran..
Padahal kita semua punya kemampuan yang sama..
dianugerahi kecerdasan yang sama..
tapi kenapa mereka tidak mau percaya pada diri mereka sendiri..
yakin dan mantap dengan apa yang mereka tuangkan di kertas..
yakin pada jawaban sendiri meski belum tahu kebenarannya..
Yakin bahwa Allah pasti memberi yang terbaik..
Yakin bahwa Allah pasti menolong hamba2nya yang selalu mengingatnya dalam tiap langkah hidupnya..
Kalo berani bilang "IP tidak menjamin kesuksesan seseorang"
harusnya berani juga untuk bilang "Maaf, kita lagi ujian"
Berani untuk TIDAK MENCONTEK (include : diskusi, tanya dan mencocokan jawaban)
For myfriend yang sempet khilaf di UAS kemaren:
Be Honest..
coz Sepahit2nya Kejujuran lebih baik daripada Semanis2nya Kebohongan
Sudah berkali2 aku menempuh ujian, baik UTS maupun UAS, selalu saja ada kegaduhan. Dari yang kecil, sekadar bisik-bisik sampai yang terang2an diskusi. Hhh..apa ya, yang dipikirkan mereka?
Bukankah kita sudah cukup dewasa untuk tahu mana yang baik dan buruk?
Sudah terlalu dewasa untuk diingatkan akan benar dan salah?
Dan bukankah kita memiliki cukup iman untuk mencegah diri kita sendiri melakukan hal yang dengan sadar kita tahu bahwa 'itu' salah?
Aku bingung..
Ujian itu, sebenarnya untuk apa sih?
Katanya untuk mengukur kemampuan ya?
Terus jika si A berdiskusi dengan B, kemampuan siapa yang diukur jadinya?
Analogkan dengan Rancob,,jika A dan B saling berdiskusi, berarti ada interaksi antara mereka kan?
Padahal selama ini, dalam transkrip tidak ada nilai ataupun IP untuk interaksi kan?
Dan transkrip juga tidak menyertakan uji interaksi antara si A, B, dst jika ternyata bukan hanya A dan B yang berinteraksi.
Transkrip tidak punya kekuatan untuk itu..
Tapi seandainya hasil keduanya memang hasil dari interaksi mereka saaat ujian, jadi apa makna dari transkrip..??
IP = Indeks Prestasi..
Prestasi siapa yang diukur? katanya jika interaksi nyata pengaruh masing2 faktor tidak dapat diinterpretasi.. Jadi pengaruh A terhadap IP dirinya ataupun B terhadap dirinya juga tidak bisa diinterpretasi dunk..
Jadi transkrip mereka maknanya apa..??
cuma begini :
"Hitam di atas putih"
Heran..
Padahal kita semua punya kemampuan yang sama..
dianugerahi kecerdasan yang sama..
tapi kenapa mereka tidak mau percaya pada diri mereka sendiri..
yakin dan mantap dengan apa yang mereka tuangkan di kertas..
yakin pada jawaban sendiri meski belum tahu kebenarannya..
Yakin bahwa Allah pasti memberi yang terbaik..
Yakin bahwa Allah pasti menolong hamba2nya yang selalu mengingatnya dalam tiap langkah hidupnya..
Kalo berani bilang "IP tidak menjamin kesuksesan seseorang"
harusnya berani juga untuk bilang "Maaf, kita lagi ujian"
Berani untuk TIDAK MENCONTEK (include : diskusi, tanya dan mencocokan jawaban)
For myfriend yang sempet khilaf di UAS kemaren:
Be Honest..
coz Sepahit2nya Kejujuran lebih baik daripada Semanis2nya Kebohongan
Saturday, 3 May 2008
Yang Tak Boleh Dirasa
kebencian ini, tak seharusnya dipupuk..
kebencian ini, sebenarnya masih kurang 90 alasan..
tapi hati terlanjur merasakannya dan tak kuasa menghapusnya
kebencian yang membuatku tak nyaman di dekatnya
kebencian ini,,membutku tak ingin lagi disini
karena kebencian ini telah terlalu banyak menguras amal-amalku..
benciku
pada amarahnya..
pada ketidakpernahannya mengakui kesalahannya
pada ucapannya yg sangat mudah berbolak-balik
pada kata-katanya yang menyakitkan
pada sikapnya yang slalu merendahkan
pada gayanya yang sok suci dan benar
pada egoisnya
pada irinya akan tawa kami
pada Utara........
kebencian ini, sebenarnya masih kurang 90 alasan..
tapi hati terlanjur merasakannya dan tak kuasa menghapusnya
kebencian yang membuatku tak nyaman di dekatnya
kebencian ini,,membutku tak ingin lagi disini
karena kebencian ini telah terlalu banyak menguras amal-amalku..
benciku
pada amarahnya..
pada ketidakpernahannya mengakui kesalahannya
pada ucapannya yg sangat mudah berbolak-balik
pada kata-katanya yang menyakitkan
pada sikapnya yang slalu merendahkan
pada gayanya yang sok suci dan benar
pada egoisnya
pada irinya akan tawa kami
pada Utara........
dimanakah pahlawanku..?
Surga itu..kembali merindukan Selatan
entah kenapa..
selalu ada kenangan baik yang terlintas tentangnya
pribadinya yang membuat kami merasa nyaman..
pribadinya yang mandiri dan memandirikan..
pribadinya yang humoris..
entah kenapa selalu seperti ini..
Selatan yang sejak April enam tahun lalu menjadi sangat mengagungkan harga diri..
Selatan yg seperti itu..
entah kenapa masih saja slalu ada sosoknya di hatiku,,
entah kenapa masih juga tanganku menulis untuknya..
entah kenapa dia masih slalu jadi sumber inspirasiku..
entah kenapa tiba2 saja rindu menguasai hatiku..
entah kenapa..
dan apa..
yang membuatnya tak kunjung terlihat di ujung garis pandangku..
entah kenapa..
selalu ada kenangan baik yang terlintas tentangnya
pribadinya yang membuat kami merasa nyaman..
pribadinya yang mandiri dan memandirikan..
pribadinya yang humoris..
entah kenapa selalu seperti ini..
Selatan yang sejak April enam tahun lalu menjadi sangat mengagungkan harga diri..
Selatan yg seperti itu..
entah kenapa masih saja slalu ada sosoknya di hatiku,,
entah kenapa masih juga tanganku menulis untuknya..
entah kenapa dia masih slalu jadi sumber inspirasiku..
entah kenapa tiba2 saja rindu menguasai hatiku..
entah kenapa..
dan apa..
yang membuatnya tak kunjung terlihat di ujung garis pandangku..
Thursday, 24 April 2008
For My Beloved
Malam ini..aku berdoa pada Rabb.ku..
aku menangis dalam sunyi..
aku mengadu padaNya..
aku memberitahukan kerinduanku yang tak seorang pun tahu..
ku rindu pada 'keutuhan' itu..
aku sangat rindu..
selama ini aku merasa bahwa aku pasti tidak apa2..
tapi kenapa justru aku tiba-tiba merasa sangat terluka..
dan putus harapan..
aku hanya mampu mengadu padaNya..
atas kerinduan ini..
kerinduan yang entah bolehkah aku merasakannya..
setelah sekian lama tidak ingin kurasa..
kerinduan akan sosoknya..
kerinduan kehangatan keluarga kami yang dulu..
rindu keceriaan kanak-kanak kami..
rindu ibu dan bapa yang tertawa bersama..
rindu rumah kecil kami..
rindu cinta yang melingkupinya..
rindu ini..
entah kapan sudah sejak lama aku tidak merasa..
sejak aku mulai bisa me'rasa'kan tawaku..
aku tak pernah mencoba merasakan dan mengingat kerinduan ini..
aku tak pernah menangis lagi pada diamku..
aku tak ingin mengingatnya..
rindu ini..
tiba-tiba saja menyelusup di celah-celah hatiku..
tiba-tiba saja membuat tawaku kembali hambar..
tiba-tiba saja membuatku menjadi sangat lelah..
lelah..
aku lelah terus-menerus ceria dan tegar..
aku lelah terus-menerus lari..
karena menghindari penantian yang tak pasti..
karena aku tak mau terus menanti..
karena aku tak ingin kecewa..
aku lelah terus-menerus kecewa..
karena aku tak kunjung dikejar dan dicari..
karena ada nya seperti tidak ada..
Rabb..jika ini memang jalan kami..
ijinkanlah..
ijinkanlah aku melihat 'keutuhan' itu sekali lagi..
sebelum ajalku..
dan jika memang Engkau tak ijinkan..
perkenankanlah kami bertemu kembali di surgaMu kelak..
perkenankanlah kami merasakan cintaMu di rumah ketiga itu..
perkenankanlah..
aku menangis dalam sunyi..
aku mengadu padaNya..
aku memberitahukan kerinduanku yang tak seorang pun tahu..
ku rindu pada 'keutuhan' itu..
aku sangat rindu..
selama ini aku merasa bahwa aku pasti tidak apa2..
tapi kenapa justru aku tiba-tiba merasa sangat terluka..
dan putus harapan..
aku hanya mampu mengadu padaNya..
atas kerinduan ini..
kerinduan yang entah bolehkah aku merasakannya..
setelah sekian lama tidak ingin kurasa..
kerinduan akan sosoknya..
kerinduan kehangatan keluarga kami yang dulu..
rindu keceriaan kanak-kanak kami..
rindu ibu dan bapa yang tertawa bersama..
rindu rumah kecil kami..
rindu cinta yang melingkupinya..
rindu ini..
entah kapan sudah sejak lama aku tidak merasa..
sejak aku mulai bisa me'rasa'kan tawaku..
aku tak pernah mencoba merasakan dan mengingat kerinduan ini..
aku tak pernah menangis lagi pada diamku..
aku tak ingin mengingatnya..
rindu ini..
tiba-tiba saja menyelusup di celah-celah hatiku..
tiba-tiba saja membuat tawaku kembali hambar..
tiba-tiba saja membuatku menjadi sangat lelah..
lelah..
aku lelah terus-menerus ceria dan tegar..
aku lelah terus-menerus lari..
karena menghindari penantian yang tak pasti..
karena aku tak mau terus menanti..
karena aku tak ingin kecewa..
aku lelah terus-menerus kecewa..
karena aku tak kunjung dikejar dan dicari..
karena ada nya seperti tidak ada..
Rabb..jika ini memang jalan kami..
ijinkanlah..
ijinkanlah aku melihat 'keutuhan' itu sekali lagi..
sebelum ajalku..
dan jika memang Engkau tak ijinkan..
perkenankanlah kami bertemu kembali di surgaMu kelak..
perkenankanlah kami merasakan cintaMu di rumah ketiga itu..
perkenankanlah..
Thursday, 20 March 2008
Denting
Aku menemukan persahabatan di kota berkanopi ini..
Aku menemukan cinta baruku disini..
Aku menemukan keberanianku..
Aku menemukan nafas baru..
dan aku bukan lagi gadis kecil itu..
yang suka merengak dan merajuk..
Aku tak akan merengek lagi pada South..
Aku tak ingin menengok untuk mencari sosoknya..
karena sejak dulu memang tak pernah bisa kupegang ekor hatinya..
Aku tak ingin dan tak lagi menyimpan rindu.
Aku bukan gadis kecil South lagi..
karena South telah meninggalkan tempatnya di hatiku..
Aku menemukan cinta baruku disini..
Aku menemukan keberanianku..
Aku menemukan nafas baru..
dan aku bukan lagi gadis kecil itu..
yang suka merengak dan merajuk..
Aku tak akan merengek lagi pada South..
Aku tak ingin menengok untuk mencari sosoknya..
karena sejak dulu memang tak pernah bisa kupegang ekor hatinya..
Aku tak ingin dan tak lagi menyimpan rindu.
Aku bukan gadis kecil South lagi..
karena South telah meninggalkan tempatnya di hatiku..
Monday, 17 March 2008
Batu Muliaku
Sapphire..aku tahu itu dia..
dan aku tahu aku berkelit darinya..
aku berkelit dari kenyataan
bahwa dia bersinar di hatiku..
Saat mataku menangkap sosoknya,
hatiku slalu bereaksi protes
dan saraf-saraf otonomku bergerak memproteksinya..
tapi Saat cahaya-cahaya tidak memantulkan sosokmu di layarnya..
dia bergerak gelisah mencari..
Satu hal yang kutahu pasti, Sapphire..
Aku harus menutup rasa ini..
aku ingin bahagia menjadi seorang sahabat
tidak ingin menjadi hampa dan debu lagi seperti saat kehilangan sosok Alexandrite
atau saat si Dokter pergi tanpa pamit..
Aku menyimpanmu terlalu banyak di hatiku..
Meski gembok itu tak menguncinya
entah kenapa aku senang bahwa
hanya kau yang punya kuncinya..
Sapphire, aku tak kan pernah setuju dengan rasaku padamu saat ini..
Ini hanya membuatku bergerak refleks menjauhimu..
dan membuatku tak ingin kemana-mana saat kau ada di sana..
Sapphire, bumi terus berputar..
aku tak ingin menggenggammu..
tak juga berkhayal kaulah yang menungguku disana..
Aku hanya terus berjalan..
membawa serpih-serpih kilaumu..
Berusaha mencari kilau-kilau lagi..
yang memang tersedia untukku..
Sapphire..ku..sahabatku..
dan aku tahu aku berkelit darinya..
aku berkelit dari kenyataan
bahwa dia bersinar di hatiku..
Saat mataku menangkap sosoknya,
hatiku slalu bereaksi protes
dan saraf-saraf otonomku bergerak memproteksinya..
tapi Saat cahaya-cahaya tidak memantulkan sosokmu di layarnya..
dia bergerak gelisah mencari..
Satu hal yang kutahu pasti, Sapphire..
Aku harus menutup rasa ini..
aku ingin bahagia menjadi seorang sahabat
tidak ingin menjadi hampa dan debu lagi seperti saat kehilangan sosok Alexandrite
atau saat si Dokter pergi tanpa pamit..
Aku menyimpanmu terlalu banyak di hatiku..
Meski gembok itu tak menguncinya
entah kenapa aku senang bahwa
hanya kau yang punya kuncinya..
Sapphire, aku tak kan pernah setuju dengan rasaku padamu saat ini..
Ini hanya membuatku bergerak refleks menjauhimu..
dan membuatku tak ingin kemana-mana saat kau ada di sana..
Sapphire, bumi terus berputar..
aku tak ingin menggenggammu..
tak juga berkhayal kaulah yang menungguku disana..
Aku hanya terus berjalan..
membawa serpih-serpih kilaumu..
Berusaha mencari kilau-kilau lagi..
yang memang tersedia untukku..
Sapphire..ku..sahabatku..
Friday, 18 January 2008
thanks
_jika mengaharapkan pelangi, kita harus menerima hujan_
Pelangi itu hanya muncul setelah hujan reda. Iya, kan..?
Alhamdulillah..akhirnya akhirnya bisa masukin berkas beasiswa Goodwill juga. Yah, dengan mengorbankan waktu belajar komstat dan PTP. dengan deraian air mata karena essay yg tak kunjung selesai sementara waktu pengumpulan berkas dan waktu dilaksanakannya ujian semakin dekat..dengan mengorbankan prinsip yang aku pegang teguh sejak kesadaranku pulih di tahun 2005 dulu. Selanjutnya biarlah Allah yang menentukan. Semoga saja yang terbaik yang kuharapkan adalah yang terbaik menurut Allah..
Allah tau bahwa aku bisa menyelesaikan ini semua..Allah percaya bahwa tanpa belajar keras pun aku bisa menyelesaikan ujian Komstat dan PTP-ku..Meski memang, nilai harapanya tidak akan besar, tapi actual value mungkin lebih besar dari expected value kan..??
Allah mengirimkan orang-orang yang sangat menyayangiku..yang rela mengorbankan waktunya untuk membantuku..menyelesaikan essayku. Mba Iwit, mba Ium, ibu, yang langsung menawarkan solusi saat aku kehilangan harapan, galau, dan sedih.
Terima kasih..
untuk ibu
untuk mba Iwit
untuk mba Ium
dan terutama untuk Allah SWT atas segala kebaikan ini..
Aku percaya bahwa Allah percaya aku bisa..
dan aku memang bisa..!!
Pelangi itu hanya muncul setelah hujan reda. Iya, kan..?
Alhamdulillah..akhirnya akhirnya bisa masukin berkas beasiswa Goodwill juga. Yah, dengan mengorbankan waktu belajar komstat dan PTP. dengan deraian air mata karena essay yg tak kunjung selesai sementara waktu pengumpulan berkas dan waktu dilaksanakannya ujian semakin dekat..dengan mengorbankan prinsip yang aku pegang teguh sejak kesadaranku pulih di tahun 2005 dulu. Selanjutnya biarlah Allah yang menentukan. Semoga saja yang terbaik yang kuharapkan adalah yang terbaik menurut Allah..
Allah tau bahwa aku bisa menyelesaikan ini semua..Allah percaya bahwa tanpa belajar keras pun aku bisa menyelesaikan ujian Komstat dan PTP-ku..Meski memang, nilai harapanya tidak akan besar, tapi actual value mungkin lebih besar dari expected value kan..??
Allah mengirimkan orang-orang yang sangat menyayangiku..yang rela mengorbankan waktunya untuk membantuku..menyelesaikan essayku. Mba Iwit, mba Ium, ibu, yang langsung menawarkan solusi saat aku kehilangan harapan, galau, dan sedih.
Terima kasih..
untuk ibu
untuk mba Iwit
untuk mba Ium
dan terutama untuk Allah SWT atas segala kebaikan ini..
Aku percaya bahwa Allah percaya aku bisa..
dan aku memang bisa..!!
Sunday, 13 January 2008
Utara dan Selatan
Utara..ingin aku tidak memberi angin bagi Selatan..
Selatan..menganggapku terprovokasi Utara..
Utara..angkuh dengan ke'punya'annya..
Selatan..keras dengan yang disebutnya 'harga diri'..
Utara..inginku mengikuti pola dan inginnya..
Selatan..inginku berpola 'seperti ini'..
Khatulistiwa..hanya bisa diam..tak berkutik..
bukan karena tak berdaya..
tapi karena tak ingin menyakiti keduanya..
karena kedua pola tak mungkin diterapkan di khatulistiwa..
iklim utara hanya cocok untuk Utara..
iklim selatan hanya cocok untuk Selatan..
Khatulistiwa..tak ada di utara maupun selatan..
karena lintangnya tetap 0 derajat.
tak bisa lebih ke utara..
apalagi ke selatan..
Khatulistiwa..hanya ingin menjaga Paradise..
yang telah mengorbankan banyak hal untuknya..
Paradise yaang diacuhkan Selatan..
dirangkul tapi diinjak Utara..
Paradise yang lelah dan sakit..
karena berjuang untuk masa depan khatulistiwa..
Selatan..menganggapku terprovokasi Utara..
Utara..angkuh dengan ke'punya'annya..
Selatan..keras dengan yang disebutnya 'harga diri'..
Utara..inginku mengikuti pola dan inginnya..
Selatan..inginku berpola 'seperti ini'..
Khatulistiwa..hanya bisa diam..tak berkutik..
bukan karena tak berdaya..
tapi karena tak ingin menyakiti keduanya..
karena kedua pola tak mungkin diterapkan di khatulistiwa..
iklim utara hanya cocok untuk Utara..
iklim selatan hanya cocok untuk Selatan..
Khatulistiwa..tak ada di utara maupun selatan..
karena lintangnya tetap 0 derajat.
tak bisa lebih ke utara..
apalagi ke selatan..
Khatulistiwa..hanya ingin menjaga Paradise..
yang telah mengorbankan banyak hal untuknya..
Paradise yaang diacuhkan Selatan..
dirangkul tapi diinjak Utara..
Paradise yang lelah dan sakit..
karena berjuang untuk masa depan khatulistiwa..
Subscribe to:
Posts (Atom)