Friday, 17 October 2008

Yang Tak Pernah Padam

malam itu..
aku memang tak merindukannya..
memang tak kecewa dengan absennya..
aku bahkan tak bisa merasakan apapun tentangnya..

saat melihat yang lain bisa 'berkumpul' pun..
aku tak lagi menatap iri..

aku pikir ini karena benci..
yang membuatku tak lagi ingin peduli..

tapi saat tahu bahwa dia tak ingin memutuskan tali merah ini,,
aku sadar bahwa dia juga masih inginkan tawa kami..

tapi saat kembali tersadar akan tak adanya disini..
aku bingung apa aku masih bisa mengikat pita kuning untuknya..

benci..
rindu..
sayang..
kecewa..
bahagia..
tawa..
tangis..
luka..
suka..
juga duka..

mungkin sudah terlalu terlarut..
hingga aku tak tahu apa yang kurasa untuknya..

rasa yang tadi tersebut sudah tak jelas lagi kadarnya..
dan tak jelas lagi karakternya..

hanya satu yang jelas kurasa..
inspirasiku..
tak pernah padam..
ketika aku terus memikirkannya..

south,.
hanya seorang buronan yang tak pernah ingin kucari..
buronan di hatiku (mungkin di hati kami) yang entah apa masih peduli..
yang tak kan terucap kata maaf dariku sebelum dia berucap maaf pada kami..
yang membuatku tak ingin lagi pulang tahun depan..
karena pulang tanpa bertemu terlihat sia-sia bagiku..

1 comment:

Melisa said...

aduhhh...
apanya ga' pernah padam???